Dosen Fakultas Industri Kreatif Gelar Pelatihan Operasional Mesin 3D Print
Pada dua Hari Sabtu (24/10) dan (7/11) kemarin, tim Dosen dari Fakultas Industri Kreatif, tepatnya Program Studi Desain Interior mengadakan acara pengabdian masyarakat berjudul Pelatihan Pengoperasian Mesin 3D Print dan Cara Marketingnya untuk empat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Bandung. Empat SMKN tersebut adalah SMKN 3, SMKN 4, SMKN 6 dan SMKN 9 Bandung. Tim pengabdian masyarakat itu sendiri terdiri dari Akhmadi, S.T., M.Ds. sebagai ketua tim, dan anggota dosen lainnya Ardianto Nugroho, S.Ds., M.A.B. dan Anggoro Cipto Ismoyo, S.T., M.Sc. Anggota mahasiswa terdiri dari Kartika Yuliasari dan Allicia Sandra Meirissa.
Kegiatan Abdimas ini diselenggarakan dengan bantuan dana internal skema reguler kedua oleh PPM Telkom University pada semester ganjil tahun 2020/2021. Dasar kegiatan pelatihan ini adalah fenomena revolusi industri 4.0 yang semakin di depan mata. Dimana era teknologi, aplikasi, internet, desain dan prototyping harus dikuasai dan dikembangkan oleh generasi muda Indonesia. “Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan pendidikan profesi juga harus selalu up to date dalam melihat peluang inovasi teknologi tersebut” ungkap Akhmadi.
Sebagai salah satu sarana penunjang multimedia, maka teknologi 3D print (cetak tiga dimensi) sudah harus diperkenalkan ke siswa SMK karena merupakan salah satu inovasi teknologi terkini. Tim Abdimas yakin bahwa para siswa SMK yang sudah paham dan mahir dalam mengolah software 3D (seperti 3D Max, Sketch up, Blender, Solid Work, dll) bisa sekaligus mewujudkan desainnya dalam bentuk nyata. Yaitu sebuah barang yang bisa dilihat, dirasakan dan disentuh. “Hasil 3D print juga semakin menguatkan daya spasial dan imajinasi menjadi bentuk nyata yang berskala, terukur dan memiliki motif tekstur,” tambah Akhmadi.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara online melalui platform Zoom Meetings. Kegiatan berlangsung setiap hari sabtu selama dua hari berbeda. Saat proses pelatihan hari pertama peserta diajak untuk mengenal teori manfaat dan wujud nyata mesin 3D Print dari rumah ketua tim abdimas. “Peserta kita ajak untuk belajar bersama software Ultimaker Cura sebagai software perantara file 3D agar bisa dibaca oleh mesin. Hasil cetak yang dibuat oleh peserta itu kami kirimkan kembali ke sekolah masing-masing melalui aplikasi Gosend,” jelas Akhmadi.
Menjelang pelatihan hari kedua, peserta telah dibrifing untuk menyelesaikan tugas finishing pengecatan hasil cetak 3D Print yang dikirimkan sebelumnya. Setiap peserta mengirimkan hasil dokumentasi finishing dan foto produk mereka yang sudah siap untuk dipasarkan. Hal ini sejalan dengan isi materi pelatihan hari kedua yaitu berupa materi fotografi dan marketing produk. Di akhir materi hari kedua para peserta diminta mengirimkan hasil fotografi dari objek print 3D yang telah dicat. “Kami berikan komentar dan feedback serta nominasi foto-foto terbagus untuk diberikan hadiah apresiasi,” ungkap pemateri hari kedua, Ardianto Nugroho.
Beberapa kesan komentar turut disampaikan oleh para peserta pelatihan. Bapak Ismail, guru dari SMKN 3 Bandung menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan pihaknya menunggu adanya kolaborasi kembali yang lebih intens. “SMKN 3 Bandung berencana untuk membeli mesin 3D Print karena memang kebutuhan teknologi di masa depan sangat berhubungan dengan dunia prototype. Awalnya saya mengira pelatihannya akan kurang kondusif karena diadakan secara online, namun dengan adanya barang hasil cetak 3D Print, Cat Akrilik, dan Kuasnya yang dikirimkan ke sekolah seakan kami melakukan pelatihan secara langsung dengan tutor,” Ungkap Bapak Mohamad Ismail tersebut.
Kesan dari Bapak Arif Syaripudin, guru SMKN 4 Bandung juga menyatakan bahwa pelatihan operasional ini diharapkan ada tindak lanjut lagi di masa yang akan datang. “ Harapannya akan ada materi yang lebih teknis seperti teknik pembuatan 3D modelling dan cara pencetakan 3D yang lebih efektif. Serta cara dalam memasarkan hasil produk di platform online,” tuturnya.
Komentar dari guru SMKN 6 Bandung juga menyatakan pandangannya terhadap teknologi mesin cetak ini. Adalah Bapak Asep Irwan Suherman yang menyatakan bahwa teknologi ini memang sudah harus diperkenalkan sejak dini, karena di Eropa sana teknologi ini sudah sangat maju. “Saya pernah ada kesempatan pergi ke Perancis, disana SMK nya sudah mengenalkan mesin 3D Print ke siswanya, saya dikasih oleh-oleh juga semacam gantungan kunci dari hasil 3D Print. Kami berharap habis ini bisa diijinkan untuk berkunjung melihat-lihat mesinnya di Universitas Telkom,” Jelasnya.
Kesan dari SMKN 9 Bandung diwakilkan oleh murid jurusan Desain Komunikasi Visual, yaitu Kartika Nursyabanita Hernawan. Ia mengungkapkan rasa terimakasih atas sharing ilmu dan wawasan yang baru ini. “Saya berterimakasih kepada Telkom University atas kesempatannya bisa belajar mengenai teknologi mesin 3D print. Semoga kalau nanti ada kesempatan lagi bisa ikut dan bergabung pada pelatihan-pelatihan selanjutnya,” harap Kartika.
Recent Comments