Arifah Putri Salsaqilah | Desain Interior FIK Telkom University
Pada hari Sabtu, tanggal 6 November 2021, tim Dosen dari Fakultas Industri Kreatif, tepatnya Program Studi Desain Interior mengadakan Workshop berjudul “Pendampingan Pengelolaan Interior Rumah Tipe 45 di Era Pandemi Covid 19”. Workshop ini adalah bagian dari rangkaian program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim Abdimas yang terdiri dari Setiamurti Rahardjo, S.T., M.T, Akhmadi, S.T., M.Ds. dan Hana Faza Surya Rusyda S.T., M.Ars. serta mahasiswa yang terdiri dari Arifah Putri Salsaqilah, Asventania Putri Rahmawati, dan Nadiva Nafis Khalaida.
Workshop ini berupa virtual Workshop yang melibatkan warga yang tinggal di Blok C perumahan Pesona Ciganitri, Bandung terutama untuk warga yang tinggal di rumah tipe 45 atau memiliki luas bangunan 45 meter persegi pada saat serah terima bangunan. Dasar kegiatan Workshop ini adalah pandemi COVID-19 yang telah membuat hampir seluruh warga Indonesia beraktivitas di rumah. “Rumah yang semula menjadi sarana untuk beristirahat setelah seharian berkegiatan di luar, kini menjalani peran ganda sebagai tempat kerja atau sekolah, tapi juga tetap harus bisa menjalankan peranannya sebagai tempat istirahat,” Ungkap Setiamurti Rahardjo, selaku salah satu Dosen Pemateri. Selain itu sebelumnya telah dilakukan penelitian terhadap warga yang tinggal di rumah tipe kurang dari 50 yang mengungkapkan bahwa yang dihadapi oleh mayoritas pemilik ataupun penghuni rumah kecil adalah kesulitan dalam merapikan rumahnya karena frekuensinya jadi lebih sering dibandingkan sebelumnya, serta kesulitan menemukan area di dalam rumah yang masih bisa dimanfaatkan untuk dibuat nyaman. “Masalah-masalah seperti ini tidak bisa dianggap sepele, karena secara perlahan akan menggerogoti produktivitas dan kesehatan kita sebagai pekerja,” tambah Setiamurti Rahardjo.
Karena pekerjaan menjadi banyak dilakukan di dalam rumah, kebutuhan akan barang pun bertambah. Meningkatnya jumlah barang ini akan menimbulkan polusi dalam ruang. “Jika kita terlalu banyak menimbun barang akan ada hama di dalam rumah,” ungkap Hana Faza Surya Rusyda, sebagai dosen pemateri kedua. “Banyaknya barang di dalam rumah juga akan menyebabkan Sick Building Syndrom (SBS), yaitu penghuni mengalami efek kesehatan dan kenyamanan akut yang terkait dengan waktu yang dihabiskan di dalam ruang,” lanjut Hana Faza Surya Rusyda. Dari tim Abdimas sendiri memberikan beberapa contoh solusi yang bisa diterapkan agar rumah menjadi rapi, seperti menggunakan furniture convertible dan multifungsi, sampai menggunakan metode marie kondo ataupun minimalism.
Namun ada sebagian orang yang lebih suka untuk menyimpan barang daripada membuangnya, dikarenakan berbagai alasan seperti memori yang terdapat pada barang tersebut ataupun sekedar suka mengoleksi. Kalau tetap ingin menyimpan barang-barang tersebut, penghuni harus tetap memperhatikan prinsip kesehatan dalam ruang. “Sebenarnya jika ingin memiliki banyak barang namun ruangan nya terbatas, hal ini masih bisa diakali secara spesifik dengan penataan furniture yang dimaksimalkan dan jeli,” kata Setiamurti Rahardjo. Workshop ini juga memiliki Sharing Session yang mengundang salah satu narasumber, yaitu Ibu Nana untuk membagikan pengalamannya tentang menyimpan barang koleksi nya yang banyak. Menurutnya, jika ingin tetap menyimpan barang koleksi, lebih baik untuk memiliki satu ruangan khusus agar tidak mengganggu barang di ruangan lain nya. Ada juga beberapa warga yang ikut sharing masalah penataan furniture dan barangnya. Dari warga yang sharing ini akan diadakan visitasi studi kasus langsung ke rumah warga untuk mendapatkan pendampingan lebih mendalam. Hasil output dari workshop ini sendiri adalah diharapkan warga yang tinggal di rumah yang kecil dapat secara mandiri mengelola interior rumah tinggalnya sendiri untuk kenyamanan penghuni masing-masing.
Tim:
- Setiamurti Rahardjo
- Akhmadi
- Ahmad Nur Sheha Gunawan
- Hana Faza Surya Rusyda
- Arifah P Salsaqila
- Asventania P. Rahmawati
Recent Comments